PADANG – Pemprov Sumbar butuh sarjana yang mampu membangun desa. Mereka tidak ditempatkan di Sumbar tapi ditukar dengan sarjana dari daerah lain. Setiap sarjana diberikan biaya hidup Rp4 juta/bulan untuk dua tahun.
“Ini adalah program unggulan Kementerian Pemuda dan Olahraga, ada 500 sarjana yang akan ditukarkan nanti,” sebut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumbar, Priyadi Syukur saat pembukaan seleksi (Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan) PSP 3 di Hotel Axana, Padang Jumat (10/5) malam.
Diutamakan sarjana jurusan ekonomi, keuangan, ilmu sosial dan teknologi informatika. Karena dalam pelaksanaan di lapangan nantinya, para sarjana dapat menjadikan daerah tempatnya tersebut untuk pengembangan usaha baru. Selain itu juga mampu memberikan perkembangan di daerahnya.
“Nanti kita tidak ingin para sarjana jadi tukang stempel kepala desa,” sebut Priyadi didampingi Kepala Bidang Kepemudaan, Afrizal Muchtar.
Di Sumbar dibutuhkan sebanyak 34 sarjana. Mereka akan ditempatkan di Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung. Khusus untuk Papua Barat dan Gorontalo biaya hidup perbulannya Rp4 juta. Rencananya, di Sumbar juga akan datang dari daerah tersebut. Mereka akan ditempatkan di Kabupaten Solok dan Padang Pariaman.
Menariknya lagi, sekali setahun mereka juga diberikan modal rintisan Rp10 juta di desa tersebut. Terserah mau buka usaha apapun, asalkan mampu menggerakkan perekonomian desa. Akan lebih baik lagi jika nanti sarjana tersebut mampu membuka lahan terlantar di desa.
“Selama ini orang lebih banyak ke kota, merantau. Sekarang kita kirim sarjana ke desa, biar desa tidak ditinggal,” ujarnya.
Syaratnya, sarjana tersebut maksimal umur 30 tahun dan paling muda 16 tahun, sesuai dengan batasan umur yang ditetapkan UU kepemudaan. Sebelum diberangkatkan, mereka dibekali dengan program. Kemudian setiba di lokasi penempatan mereka akan ditempatkan pada desa yang jarak tempuhnya tidak lebih 1 jam dari pusat kota provinsi. Selain itu, daerah penempatan juga memiliki jaringan, sinyal seluler. “Jadi untuk saat ini mereka tidak ditempatkan pada desa terpencil. Tapi pada daerah yang memiliki akses informasi dengan baik,” ulasnya.
Untuk pembekalan, Kementerian Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas. Ketua LPPM Unand, Prof. James Hellyward dalam kesempatan itu mengaku akan memberikan pelatihan sarjana siap tampil.
“Mereka itu adalah duta Sumbar di daerah penempatannya, jadi harus menjaga nama baik Sumbar,” ulasnya.
Untuk itu para sarjana jangan ada yang pulang sebelum masa penempatan habis. Bahkan, jika perlu terjadi akulturasi budaya dengan tinggal di lokasi tersebut. (*)
*hariansinggalang.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar